Kamis, 06 Juli 2017

LAPORAN PRAKTIKUM, UNSUR HARA UNTUK PERTUMBUHAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LatarBelakang
Amati suatu tumbuhan, besar tumbuhan dari biji yang mungil, dan anda pasti bertanya-tanya dari mana semua massa tumbuhan itu berasal. Pernahkan kita berfikir bahwa tumbuhan memperoleh nutriennya sebagian dari udara, lingkungan sekitar dan lain – lain.
Beraneka ragam unsur dapat ditemukan didalam tubuh tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh unsur-unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Beberapa unsur yang ditemukan didalam tubuh tumbuhan malah dapat mengganggu metabolesme atau meracuni tumbuhan, sebagai contoh adalah beberapa jenis logam berat seperti Al,Cl,Ag, Pb (Lakitan 2012).
Sebelum diuraikan tentang berbagai macam jenis unsur-unsur hara esensial dan fungsinya bagi tumbuhan, adalah jika tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang dapat tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia (Lakitan 2012).
Unsur tersebut merupakan penyususn suatu molekul atau bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Misalnya nitrogen sebagai penyususn protein dan Mg sebagai penyusun klorofil (Lakitan 2012).
Unsur – unsur ini dapat diperoleh tumbuhan dari lingkungan atau media hidupnya. Unsur – unsur tersebut diserap tumbuhan dalam bentuk kation, anion, molekul sederhana (misal air, CO2 dan gas – gas lainnya) serta molekul organic sederhana. Sebagian unsur nutrisi dibutuhkan dalam kadar “cukup banyak”, dan sebagian yang lain dalam kadar yang sedikit. Nutrisi tumbuhan dibedakan menjadi tiga kelompok elemen yakni, macronutrient, micronutrient, dan unsur ikatan. Kandungan hara dalam tumbuhan dihitung berdasarkan total beratnya persatuan berat bahan kering tumbuhan, disajiakan dengan satuan ppm atau persen. Bahan kering tumbuhan adalah bahan tumbuhan setelah seluruh air yang terkandung didalamnya dihilangkan. Secara praktis, jika jaringan tumbuhan segar dipanaskan dengan 80 selama 2 hari sudah cukup untuk menghilangkan air yang terkandung dalam jaringan tersebut (Lakitan 2012).
Dalam hal ini praktikan akan melakukan uji coba pada tumbuhan kacang hijau guna untuk mengetahui peranan unsur hara bagi pertumbuhan tumbuhan

B.  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum tentang unsur hara untuk tumbuhan adalah untuk mengetahui respon tanaman terhadap defisiensi unsur hara mikro dan unsur hara makro.




.BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Pengertian Unsur Hara Esensial
Beraneka ragam unsur dapat ditemukan di dalam tubuh tumbuhan tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh unsur-unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Beberapa unsur yang ditemukan didalam tubuh tumbuhan malah dapat mengganggu metabolesme atau meracuni tumbuhan, sebagai contoh adalah beberapa jenis logam berat seperti Al,Cl,Ag, Pb (Lakitan 2012).
Sebelum diuraikan tentang berbagai macam jenis unsur-unsur hara esensial dan fungsinya bagi tumbuhan, adalah jika tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang dapat tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia. Unsur tersebut merupakan penyususn suatu molekul atau bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Misalnya nitrogen sebagai penyususn protein dan Mg sebagai penyusun klorofil (Lakitan 2012).
Berdasarkan perbedaan konsentrasinya yang  dianggap berkecukupan dalam jaringan tumbuhan, maka unsur hara esensial dibedakan menjadi unsur makro dan mikro. Yang tergolong unsur makro adalah unsur esensial dengan konsentrasi 0.1% (1000 ppm) atau lebih, sedangkan unsur dengan konsentrasi kurang dari 0.1 % digolongkan sebagai unsur mikro. Berdasarkan batasan ini maka yang tergolong unsur makro adalah C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S. Unsur- unsur Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu, dan Mo tergolong unsur mikro (Lakitan 2012).

B.       Makronutrien dan Mikronutrient
Zat – zat anorganik di dalam tumbuhan mengandung lebih dari 50 unsur kimia. Dalam mempelajari komposisi kimiawi tumbuhan, kita harus membedakan unsur esensial dari unsur yang hanya ada begitu saja didalam tumbuhan. Unsur kimiawi dianggap unsur esensial hanya jika dibutuhkan oleh tumbuhan untuk menyelesaikan siklus hidupnya dan menghasilkan generasi yang lalu. Untuk mennentukan unsur – unsur kimiawi mana yang esensial para peneliti menggunakan kultur hidroponik yang menumbuhkan tanaman didalam larutan mineral bukan di dalam tanah. penelitian– penelitian semacam itu telah membantu mengidentifikasi  17 unsur esensial yang dibutuhkan oleh semua tumbuhan kultur hidroponik juga digunakan dalam sekala kecil untuk menumbuhkan beberapa tanaman rumah kaca. Sembilan unsur esensial disebut makronutrient karena tumbuhan memerlukan unsur–unsur tersebut dalam jumlah besar. Enam diantarannya adalah komponen utama senyawa-senyawa organik yang membentuk struktur tumbuhan Carbon, Oksigen, Hidrogen, Fosfor, Nitrogen dan Sulfur. Ketiga makronutrient yang lain adalah kalium, kalsium, dan magnesium. Diantara semua nutrient mineral nitrogen adalah penyumbang yang paling besar bagi pertumbuhan tumbuhan dan hasil panen. Tumbuhan memerlukan nitrogen sebagai komponen protein, asam nukleat, klorofil, dan molekul-molekul organik penting lainnya (Campbell, 2016).
Delapan unsur esensial yang lain disebut mikronutrient karena tumbuhan membutuhkan unsur-unsur tersebut dalam jumlah kecil mereka adalah klorin, besi, mangan, boron, zeng, tembaga, nikel, dan molibaenum pada beberapa kasus, natrium, mungkin merupakan mikronutrient esensial kesembilan. Tumbuhan yang menggunaka jalur-jalur fotosintesis C-4 dan CAM membutuhkan ion-ion natrium untuk meregenerasi fossorpenolpiruvat, yang merupakan penerima CO2 pada kedua tipe fiksasi karbon ini (Campbell, 20016).
Fungsi utama mikronutrient didalam tumbuhan adalah sebagai kofaktor, yaitu pembantu nonprotein pada reaksi-reaksi enzimatik. Besi, misalnya, merupakan komponen logam sitokrom,yaitu protein-protein yang terdapat dalam rantai transfor elektron kloroplas dan mitokondria. Tumbuhan memerlukan mikronutrient dalam jumlah kecil karena unsur tersebut umumnya memainkan peran-peran katalitik. Kebutuhan terhadap molibdenum, misalnya sedemikian kecil sehingga hanya ada satu atom dari unsur yang jarang ini bagi setiap 60 juta atom hidrogen dalam material tumbuhan yang dikeringkan akan tetapi defisiensi molubdenum atau mikronutrient yang lain dapat melemahkan atau membunuh tumbuhan (Campbell, 2016).

C.      Fungsi Unsur Hara Esensial
Menurut Lakitan, (2012), berbagai macam-macam  fungsi unsur esensial adalah:
1.    Nitrogen dalam jaringan tumbuhan nitrogen, merupakan komponen penyusun dari banyak senyawa esensial bagi tumbuhan, misalnya assam-assam amino. Karena setiap molekul protein tersusun dari asam-asam amino dan setiap enzim adalah protein maka nitrogen juga merupakan unsur penyusun protein dan enzim. Selain itu nitrogen juga terkandung dalam klorofil, hormon sitokinin, dan auksin.
2.    Fosfor-fosfor merupakan bagian yang esensial dari berbagai gula fosfat yang berperan dalam reaksi-reaksi pada fase gelap fotosintesi respirasi, dan berbagai proses metabolisme lainnya. Fosfor juga merupakan bagian dari nukleutida dan fosfolipida penyususn membran.
3.    Kalium-kalium tidak disintesis menjadi senyawa organik oleh tumbuhan, sehingga unsur ini tetap sebagai ion didalam tumbuhan. Kalium berperan sebagai aktifaktor dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati kalium juga merupakan ion yang berperan dalam mengatur potensi osmotik sel, dengan demikian akan berperan dalam pengatur tekanan turgor sel. Dalam kaitan dengan pengaturan turgor sel ini, peranyang penting adalah dalam proses membuka dan menutupnya stomata.
4.    Blerang sebagian besar dalam tumbuhan terdapat sebagai penyusun asam amino sistein dan metionin senyawa lain yang mengandung blerang adalah vitamin thiamin dan biotin. Blerang juga terkandung dalam koenzim A, yakni suatu senyawa esensial untuk respirasi dan sintesis serta penguraian asam-asam lemak.
5.    Magnesium merupakan unsur penyususn klorofil. Selain itu yang menjadikam magneesium sebagaiunsur hara esensial yang penting adalah karena magnesium bergabung dengan ATP agar ATP dapat berfungsi dalam berbagi reaksi. Magnesium juga merupakan aktifaktor dari berbagai enzim dalam reaksi fotosintesis, respirasi, dan pembentukan DNA dan RNA.
6.    Kalsium berperan penting sebagai pengikat antara molekul-molekul fosfolipida atau antara fosfolipida dengan protein penyuusun membran,hal menyebabkan membran dapat berfungsi secara normal pada semua sel. Kalsium juga dapat memacu aktivitas beberapa enzim, sekaligus dapat menghambat aktivitas beberapa enzim lainnya
7.    Besi merupakan unsur hara esensial karena merupakan bagian dari enzim-enzim tertentu dan merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai pembawa elektron pada fase terang fotosintesis dan respirasi
8.    Klor berfungsi untuk menstimulasi pemecahan molekul air pada fase terang fotosintesi. Selain  itu klor juga dilaporkan esensial untuk proses pembelahan sel.
9.    Mangan berfunggsi sebagi aktifaktor dari berbagai enzim. Selain itu sebagaiamana juga klor, mangan juga berperan dalam menstimulasi pemecahan molekul air pada fase terang fotosintesis. Mangan juga merupakan komponen struktural dari sistem membran kloroplas. Boron berfungsi dalam metabolisme tanaman, memang masih belum begitu jelas. Tetapi beberapa ahli berpendapat bahwa boron terlibat dalam proses sintesis asam nukleat. Juga ada dugaan bahwa boron mempunyai fungsi pada membran, tetapi secara spesifik fungsi boron tersebut belum jelas diketahui
10.    Seng berpartisipasi dalam pembentukan klorofil dan pencegahan kerusakan klorofil. Beberapa enzim juga hanya dapat berfungsijika terdapat unsur yang terikat kuat pada molekul enzim tersebut.
11.    Tembaga terdapat pada berbagai enzim atau protein yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi. Contoh yang penting adalah pada enzim sitokhrom oksidasi dan lastosianin.
12.    Molibdenum berfungsi sebagai bagian dari enzim nitrat reduktase yang mereduksi ion nitrat menjadi ion nitrit
13.    Boron berfungsi dalam metabolisme tanaman, memang masih belum begitu jelas. Tetapi beberapa ahli berpendapat bahwa boron terlibat dalam proses sintesis asam nukleat. Juga ada dugaan bahwa boron mempunyai fungsi pada membran, tetapi secara spesifik fungsi boron tersebut belum jelas diketahui


D.      Gejala Kekurangan Unsur Hara
jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan sesuatu unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang berrsangkutan. Pengetahuan tentang gejala kekurangan masing-masing unsur hara dpat digunakan oleh petani dalam menentukan jenis pupuk yang harus digunakan dan merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan pemupikan agar tanaman dapat tumbuh normal kembali (Wiley, 1984).
Menurut Campbell, (2016). Walaupun kekuranga unsur hara dapat menyebabkan gangguan fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala pada taju ini lebih mudah diamati dan memberikan manfaat praktis bagi petani.Gegala kekurangan unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah dan fase pertumbuhan tanaman. Disamping itu tanaman dapat mengalami kekurangan 2 unsur hara atau lebih. Pada saat dia bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks. Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yaitu
1.      Fungsi dari unsur hara tersebut
2.      Kemudahan bagi unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun tua kedaun muda, kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebutdidalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk kedalam pembuluh floem.
Beberapa unsur dengan mudah dapat ditranslokaikan dari daun tua kedaun muda dan organ penampung seperti organ reproduktif atau umbi. Unsur-unsur tersebut adalah nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, klor dan blerang sedangkan sekelompok unsur lainnya lebih sulituntuk ditranslokasikan, misalnya boron, besi, dan kalsium. Mobilitas unsur-unsur seng, mangan, tembaga, dan molibdenum tergolong sedang.Untuk unsur-unsur yang mudah untuk ditranslokasikan gejala kekurangannya pertama akan terlihat pada daun-daun tua dan sebaliknya untuk unsur-unsur yang sulit dutransloksikan, gejala kekurangan mula-mula tampak pada daun-daun muda.
Gejala-gejala defisiensi mineral tidak hanya bergantung pada peran nutrien namun juga pada mobilitasnya di dalam tumbuhan. Jika suatu nutrient bergerak bebas, gejala-gejala akan timbul terlebih dahulu pada organ-organ yang lebih tua karena jaringan-jaringan yang lebih muda dan sedang tumbuh memiliki daya menarik nutrient yang lebih besar namun jumlahnya terbatas. Defisiensi mineral yang relatif tidak bergerak mempengaruhi bagian-bagian tumbuhan muda terlebih dahulu. Jaringan-jaringan yang lebih tua bisa memiliki mineral dalam jumlah cukup yang dipertahankan selama periode kekurangan suplai. Misalnya, besi tidak bergerak bebas didalam tumbuhan, dan defisiensi besi mengakibatkan penguningan daun muda sebelum efek apapun terlihat pada daun yang lebih tua. Kebutuhan mineral suatu tumbuhan juga dapat berubah menurut tahun dan umur tumbuhan. Semaian muda, misalnya, jarang menunjukkan gejala defisiensi mineral karena sebagian besar kebutuhan mineralnya sebagian besar dipenuhi oleh mineral-mineral yang dilepaskan dari cadangan yang tersimpan didalam biji itu sendiri (Campbell, 2016).







BAB III
METODOLIGI PRATIKUM

A.      Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Tumbuhan  tentang Unsur Hara Untuk Pertumbuhan dilaksanakanpadajum”at 5Mei 2017, Pukul 13.00-15.00 WIB. Dilaksanakan di Laboratoriumbiologi FakultasTarbiyahdanKeguruanUniversitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

B.       Alat Dan Bahan
1.         Alat
Adapunalat-alat yang digunakandalampraktikumfisiologi TumbuhantentangUnsur Hara Untuk Pertumbuhanadalahbotol air mineral (600 ml), rockwool, cutter, flannel, plaster/lakban berwarna, dan plastik
2.      Bahan
Adapunbahan-bahan yang digunakandalampraktikumfisiologi TumbuhantentangUnsur Hara Untuk Pertumbuhanadalahkecambah kacang hijau, unsur hara makro dan unsur hara mikro

C.    Cara Kerja
Adapuncarakerja yang digunakandalampraktikumfisiologi TumbuhantentangUnsur Hara Untuk Pertumbuhanadalah
1.      Siapkan masing-masing unsur hara mikro dan makro yang diperlukan
2.      Botol air mineral dibelah menjadi 2 bagian, lalu bagian bawah dilapisi  dengan plastik putih
3.      Rockwool dipotong sesuai dengan tutup botol, letakkan rockwool dan kain flanel yang telah dipotong panjang pada mulut botol (botol bagian atas) dengan posisi terbalik
4.      Isi bagian bawah diisi dengan nutrisi dengan perlakuan
a.       Tanpa unsur hara
b.      Unsur hara mikro 300 ppm
c.       Unsur hara makro 300 ppm
d.      Unsur hara mikro dan makro 300 ppm
5.      Kecambah kacang hijau diletakkan diatas rockwool dan amati pertumbuhan dan perkembangannya setiap hari selama 2 minggu. Catat gejala – gejala yang timbul akibat defisiensi unsur hara.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
Tabel 1. Pengukuran tinggi, jumlah daun dan deskripsi gejala defisiensi pada perlakuan tanpa unsur Hara/unsur hara mikro 300 ppm, unsur hara makro 300 ppm/ unsur hara mikro dan makro 300 ppm.
Hari ke-
Jumlah Daun
Tinggi Daun
Deskripsi Gejala Defisiensi

Tanpa unsur hara
(K)
Unsur hara mikro 300 ppm
(A)
Unsur hara makro 300 ppm
(B)
Unsur hara mikro dan makro 300 ppm
(AB)
Tanpa unsur hara
(K)
Unsur hara mikro 300 ppm
(A)
Unsur hara makro 300 ppm
(B)
Unsur hara mikro dan makro 300 ppm
(AB)
1.
-
-
-
-

-
-
-
-

Pada hari ke- 15 \daun tumbuhan pada B menguning sedangkan pada AB daunnya hijau
3.
-
2
-
-

-
5
1
1.5

5.
-
-
2
2

-
-
3
3

7.
-
-
2
2

-
-
7
5

9.
-
-
5
5

-
-
10
7

11.
-
-
5
5

-
-
15
8

13.
-
-
8
8

-
-
18
10

15
-
-
8
8

-
-
20
13



B.  Pembahasan
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran, bentuk, panjang, massa, berat dan volume akibat pembelahan mitosis yang bersifat ireversibel yakni tidak dapat kembali kebentuk semula (Campbell, 2016).
Berdasarkan hasil tabel dan praktikum yang telah dilaksanakan mengenai peranan unsur hara bagi pertumbuhan tumbuhan, sangat berpengaruh. Dimana, sampel yang dugunakan praktikan adalah kacang hijau/kecambah. Terlihat pada tabel diatas  pertumbuhan kecambah dari hari ke-1 sampai ke-15 mengalami pertumbuhan baik dari jumlah daun maupun tinggi tanaman.
 Disini  unsur hara yang digunakan adalah unsur hara mikronutrient dan makronutrient. Dengan menggunakan 4 perlakuan pada 4 botol aqua, dimana  botol 1 tidak dicampurkan dengan unsur hara yang digunakan sebagai kontrol, botol  2 dicampurkan dengan unsur hara mikronutrient (A) dengan sebanyak 300 ppm, botol 3 dicampurkan dengan unsur hara makronutrient (B) sebanyak 300 ppm dan botol 4 dicampurkan dengan unsur hara mikronutrient dan makronutrient (AB) masing-masing 300 ppm.
Pengamatan  hari ke-1 belum terjadi pertumbuhan, yakni masih belum terlihat munculnya daun dan tinggi tanaman pada botol kontrol, A, B, dan AB.
Pengamatan hari ke-3 terjadi pertumbuhan yakni terdapat 2 jumlah daun pada unsur A, sedangkan pada unsur B dan AB belum mengalami pertumbuhan daun, akan tetapi tumbuhan memiliki tinggi batang pada unsur A dengan panjang 5 cm, pada unsur B 1 cm, dan unsur AB 1.5 cm.
Pengamatan hari ke-5 sampai 15 hari, tumbuhan kecambah pada unsur hara A mati sehingga tidak terjadi penambahan jumlah daun maupun tinggi batang sedangkan pada unsur B dan AB jumlah daun sama-sama memiliki 2 daun. Sedangkan tinggi tanaman juga sama-sama 3 cm.
Pengamatan hari ke-7 jumlah daun pada unsur hara B dan AB jumlah daun belum mengalami penambahan yakni masih memiliki 2 daun, sedangkan tinggi tanaman pada unsur B dan AB mengalami pertambahan tinggi yakni 7 cm pada unsur B dan 5 cm pada unsur AB.
Pengamatan hari ke-9 jumlah daun pada unsur B adan AB sama-sama mengalami penambahan daun yakni sama-sama memiliki 5 daun sedangkan tinggi tanaman pada unsur B dan AB sama-sama mengalami pertambahan tinggi. 10 cm pada unsur B dan 7 cm pada unsur AB.
Pengamatan hari ke-11 jumlah daun pada unsur hara B dan AB belum mengalami penambahan jumlah daun yakni masih memiliki masing-masing 5 jumlah daun akan tetapi tinggi tanaman mengalami pertambahan yakni 15 cm pada unsur B dan 8 cm pada unsur AB.
Pengamatan hari ke-13 jumlah daun pada unsur B dan AB sama-sama mengalami pertambahan yakni dari 5daun menjadi 8 daun sedangkan pada tinggi tanaman terus mengalami pertambahan yakni 18 cm pada unsur B dan 10 cm pada unsur AB.
Pengamatan hari ke-15 jumlah daun pada unsur B dan AB tidak mengalami penambahan yakni masih berjumlah masing-masing 8 helai daun akan tetapi tinggi tanaman terus mengalami penambahan hingga mencapai 20 cm pada unsur B dan 13 cm pada unsur AB.
Gejala defisiensi pada hasil tabel dan pengamatan dapat dilihat bahwa pada hari ke 15 tumbuhan kecambah mengalami klorosis pada unsur B hal ini disebabkan karena unsur B kekurangan unsur makronutrient. Seperti yang dikatakan oleh Ruhnayat, (2007). Secara visual tanaman yang tidak diberi atau yang kekurangan hara N warna daunnya kekuningan, diduga pembentukan klorofil terganggu akibat proses asimilasi yang tidak lancar. sedangkan pada AB pertumbuhan daun, hijau dan bagus. Pertumbuhan kecambah pada unsur B mengalami laju pertumbuhan yang tinggi dengan hasil akhir tinggi, tanaman lebih tinggi dibandingkan unsur AB yakni, tinggi batang unsur B mencapai 20 cm sedangkan pada unsur AB tinggi batang 13 cm. Walaupun pertumbuhan pada unsur B lebih cepat dibandingkan unsur AB, tetapi pertumbuhan dan warna daun unsur B tidak sebagus dan sehijau pada unsur AB. Hal ini di akibatkan karena unsur B (makronutrient)kekurangan unsur A (mikronutrient) sehingga gejala yang ditimbuulkan pada daun ialah terjadinya klorosis pada daun dengan kata lain menguningnya pada daun.
Hal ini sama seperti yang dikatakan Campbell, (2006). jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan sesuatu unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang berrsangkutan. Pengetahuan tentang gejala kekurangan masing-masing unsur hara dpat digunakan oleh petani dalam menentukan jenis pupuk yang harus digunakan dan merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan pemupikan agar tanaman dapat tumbuh normal kembali
Menurut Campbell, (2016). Walaupun kekuranga unsur hara dapat menyebabkan gangguan fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala pada taju ini lebih mudah diamati dan memberikan manfaat praktis bagi petani. Gegala kekurangan unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah dan fase pertumbuhan tanaman. Disamping itu tanaman dapat mengalami kekurangan 2 unsur hara atau lebih. Pada saat dia bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks. Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yaitu Fungsi dari unsur hara tersebut dan Kemudahan bagi unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun tua kedaun muda, kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebutdidalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk kedalam pembuluh floem.
Sedangkan yang menyebabkan kecambah pada unsur A mati dan daun mengering  pada hari ke-5 adalah karena unsur A kekurangan unsur makronutrient dimana seperti yang kita ketahui bahwa unsur makronutrient dibutuhkan tumbuhan dengan jumlah yang lebih besar.
Hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Campbell, (2016). Zat – zat anorganik di dalam tumbuhan mengandung lebih dari 50 unsur kimia. Dalam mempelajari komposisi kimiawi tumbuhan, kita harus membedakan unsur esensial dari unsur yang hanya ada begitu saja didalam tumbuhan. Unsur kimiawi dianggap unsur esensial hanya jika dibutuhkan oleh tumbuhan untuk menyelesaikan siklus hidupnya dan menghasilkan generasi yang lalu. Untuk mennentukan unsur – unsur kimiawi mana yang esensial para peneliti menggunakan kultur hidroponik yang menumbuhkan tanaman didalam larutan mineral bukan di dalam tanah. penelitian– penelitian semacam itu telah membantu mengidentifikasi  17 unsur esensial yang dibutuhkan oleh semua tumbuhan kultur hidroponik juga digunakan dalam sekala kecil untuk menumbuhkan beberapa tanaman rumah kaca. Sembilan unsur esensial disebut makronutrient karena tumbuhan memerlukan unsur–unsur tersebut dalam jumlah besa
Kekurangan N menyebabkanpertumbuhantanamantertekandandaun-daunmenjadikering, gejalaklorosismula-mulatimbulpadadaun yang tuasedangkandaun-daunmudatetapberwarnahijau.Apabilaakartidakdapatmengambilcukupunsur N untukpertumbuhannyamakasenyawa N di dalamdaun-daun yang tuamenjalani proses autolisis, protein dirubahmenjadibentuk yang larutdanditranslokasikebagian-bagian yang mudadimanajaringanmeristemnyamasihaktif. Padakeadaankandungan N yang rendahsekali, daunakanmenjadicoklatdanmati (Lakitan,2012).
Sebagianbesarunsur yang dibutuhkanolehtumbuhandiserapdarilarutantanahmelaluiakarkecualikarbondanoksigen yang diserapdariudaraolehdaun.Penyerapanunsurharasecaraumumlebihlambatdibandingkandenganpenyerapan air olehakartanaman.System perakarantanamanlebihdikendalikanolehsifatgenetisdaritanaman. Factor yang mempengaruhipolapenyebaranakaraantaralainadalahpenghalangmekanis, suhutanah, aerasi, ketersediaan air danketersediaanunsurhara (Lakitan, 2012).



BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui respon tanaman terhadap defisiasi unsur hara mikro dan hara makro. Dimana dapat dilihat gejala yang ditimbulkan pada tanaman kecambah  pada unsur B  memiliki warna daun yang kuning hal ini berarti unsur B (makronutrient) kekurangan unsur A (mikronutrient) sehingga daun yang dihasilkan tidak berwarna hijau melainkan berwarna kuning.

B.  Saran
Dalam melaksanakan praktikum unsur hara pada tumbuhan kecambah ini, hendaknya praktikan lebih teliti dalam memberikan masing-masing konsentrasi unsur hara A, B, maupun AB pada tanaman. Dan harus selalu disiplin dalam mengamati pertumbuhan kecambah dari hari kehari hingga hari ke-15. Agar data yang diperoleh lebih akurat.








DAFTAR PUSTAKA

Campbell, 2016. Biologi edisi kedelapan jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Lakitan, Benyamin. (2012). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Ruhnayat, A. (2007). Penentuan Kebutuhan Pokok Unsur Hara N, P, Kuntuk Pertumbuhan Tanaman Panili (Vanilla planifolia Andrews). Bul Littro, XVIII(1): 49-59.
Salisbury. (1995). Fisiologi Tumbuhan jilid 2. Bandung: ITB.

Wiley. 1984. Fisiologi Tanaman budidaya tropik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press