BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Amati suatu tumbuhan, besar tumbuhan
dari biji yang mungil, dan anda pasti bertanya-tanya dari mana semua massa
tumbuhan itu berasal. Pernahkan kita berfikir bahwa tumbuhan memperoleh
nutriennya sebagian dari udara, lingkungan sekitar dan lain – lain.
Beraneka ragam unsur dapat ditemukan
didalam tubuh tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh unsur-unsur tersebut
dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Beberapa unsur yang ditemukan
didalam tubuh tumbuhan malah dapat mengganggu metabolesme atau meracuni
tumbuhan, sebagai contoh adalah beberapa jenis logam berat seperti Al,Cl,Ag, Pb
(Lakitan 2012).
Sebelum diuraikan tentang berbagai
macam jenis unsur-unsur hara esensial dan fungsinya bagi tumbuhan, adalah jika
tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang
dapat tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia (Lakitan 2012).
Unsur tersebut merupakan penyususn
suatu molekul atau bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup
tumbuhan tersebut. Misalnya nitrogen sebagai penyususn protein dan Mg sebagai
penyusun klorofil (Lakitan 2012).
Unsur – unsur ini dapat diperoleh
tumbuhan dari lingkungan atau media hidupnya. Unsur – unsur tersebut diserap
tumbuhan dalam bentuk kation, anion, molekul sederhana (misal air, CO2
dan gas – gas lainnya) serta molekul organic sederhana. Sebagian unsur nutrisi
dibutuhkan dalam kadar “cukup banyak”, dan sebagian yang lain dalam kadar yang
sedikit. Nutrisi tumbuhan dibedakan menjadi tiga kelompok elemen yakni, macronutrient,
micronutrient, dan unsur ikatan. Kandungan hara dalam tumbuhan dihitung
berdasarkan total beratnya persatuan berat bahan kering tumbuhan, disajiakan
dengan satuan ppm atau persen. Bahan kering tumbuhan adalah bahan tumbuhan
setelah seluruh air yang terkandung didalamnya dihilangkan. Secara praktis,
jika jaringan tumbuhan segar dipanaskan dengan 80 selama 2 hari sudah cukup untuk menghilangkan
air yang terkandung dalam jaringan tersebut (Lakitan 2012).
Dalam hal ini praktikan
akan melakukan uji coba pada tumbuhan kacang hijau guna untuk mengetahui
peranan unsur hara bagi pertumbuhan tumbuhan
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum tentang unsur hara untuk tumbuhan adalah untuk
mengetahui respon tanaman terhadap defisiensi unsur hara mikro dan unsur hara
makro.
.BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Unsur Hara Esensial
Beraneka ragam unsur dapat
ditemukan di dalam tubuh tumbuhan tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa
seluruh unsur-unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.
Beberapa unsur yang ditemukan didalam tubuh tumbuhan malah dapat mengganggu
metabolesme atau meracuni tumbuhan, sebagai contoh adalah beberapa jenis logam
berat seperti Al,Cl,Ag, Pb (Lakitan 2012).
Sebelum diuraikan tentang berbagai
macam jenis unsur-unsur hara esensial dan fungsinya bagi tumbuhan, adalah jika
tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang
dapat tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia. Unsur tersebut merupakan
penyususn suatu molekul atau bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan
hidup tumbuhan tersebut. Misalnya nitrogen sebagai penyususn protein dan Mg
sebagai penyusun klorofil (Lakitan 2012).
Berdasarkan perbedaan konsentrasinya
yang dianggap berkecukupan dalam
jaringan tumbuhan, maka unsur hara esensial dibedakan menjadi unsur makro dan
mikro. Yang tergolong unsur makro adalah unsur esensial dengan konsentrasi 0.1%
(1000 ppm) atau lebih, sedangkan unsur dengan konsentrasi kurang dari 0.1 %
digolongkan sebagai unsur mikro. Berdasarkan batasan ini maka yang tergolong
unsur makro adalah C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S. Unsur- unsur Cl, Fe, B, Mn, Zn,
Cu, dan Mo tergolong unsur mikro (Lakitan 2012).
B.
Makronutrien dan Mikronutrient
Zat – zat anorganik di dalam tumbuhan
mengandung lebih dari 50 unsur kimia. Dalam mempelajari komposisi kimiawi
tumbuhan, kita harus membedakan unsur esensial dari unsur yang hanya ada begitu
saja didalam tumbuhan. Unsur kimiawi dianggap unsur esensial hanya jika
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk menyelesaikan siklus hidupnya dan menghasilkan
generasi yang lalu. Untuk mennentukan unsur – unsur kimiawi mana yang esensial
para peneliti menggunakan kultur hidroponik yang menumbuhkan tanaman didalam
larutan mineral bukan di dalam tanah. penelitian– penelitian semacam itu telah
membantu mengidentifikasi 17 unsur
esensial yang dibutuhkan oleh semua tumbuhan kultur hidroponik juga digunakan
dalam sekala kecil untuk menumbuhkan beberapa tanaman rumah kaca. Sembilan unsur
esensial disebut makronutrient karena tumbuhan memerlukan unsur–unsur tersebut
dalam jumlah besar. Enam diantarannya adalah komponen utama senyawa-senyawa
organik yang membentuk struktur tumbuhan Carbon, Oksigen, Hidrogen, Fosfor,
Nitrogen dan Sulfur. Ketiga makronutrient yang lain adalah kalium, kalsium, dan
magnesium. Diantara semua nutrient mineral nitrogen adalah penyumbang yang
paling besar bagi pertumbuhan tumbuhan dan hasil panen. Tumbuhan memerlukan
nitrogen sebagai komponen protein, asam nukleat, klorofil, dan molekul-molekul
organik penting lainnya (Campbell, 2016).
Delapan unsur esensial yang lain
disebut mikronutrient karena tumbuhan membutuhkan unsur-unsur tersebut dalam
jumlah kecil mereka adalah klorin, besi, mangan, boron, zeng, tembaga, nikel,
dan molibaenum pada beberapa kasus, natrium, mungkin merupakan mikronutrient
esensial kesembilan. Tumbuhan yang menggunaka jalur-jalur fotosintesis C-4 dan
CAM membutuhkan ion-ion natrium untuk meregenerasi fossorpenolpiruvat, yang
merupakan penerima CO2 pada kedua tipe fiksasi karbon ini (Campbell, 20016).
Fungsi utama mikronutrient didalam
tumbuhan adalah sebagai kofaktor, yaitu pembantu nonprotein pada reaksi-reaksi
enzimatik. Besi, misalnya, merupakan komponen logam sitokrom,yaitu
protein-protein yang terdapat dalam rantai transfor elektron kloroplas dan
mitokondria. Tumbuhan memerlukan mikronutrient dalam jumlah kecil karena unsur
tersebut umumnya memainkan peran-peran katalitik. Kebutuhan terhadap
molibdenum, misalnya sedemikian kecil sehingga hanya ada satu atom dari unsur
yang jarang ini bagi setiap 60 juta atom hidrogen dalam material tumbuhan yang
dikeringkan akan tetapi defisiensi molubdenum atau mikronutrient yang lain
dapat melemahkan atau membunuh tumbuhan (Campbell, 2016).
C.
Fungsi Unsur Hara Esensial
Menurut Lakitan, (2012), berbagai
macam-macam fungsi unsur esensial
adalah:
1.
Nitrogen dalam jaringan tumbuhan nitrogen, merupakan
komponen penyusun dari banyak senyawa esensial bagi tumbuhan, misalnya
assam-assam amino. Karena setiap molekul protein tersusun dari asam-asam amino
dan setiap enzim adalah protein maka nitrogen juga merupakan unsur penyusun
protein dan enzim. Selain itu nitrogen juga terkandung dalam klorofil, hormon
sitokinin, dan auksin.
2.
Fosfor-fosfor merupakan bagian yang esensial dari
berbagai gula fosfat yang berperan dalam reaksi-reaksi pada fase gelap
fotosintesi respirasi, dan berbagai proses metabolisme lainnya. Fosfor juga
merupakan bagian dari nukleutida dan fosfolipida penyususn membran.
3.
Kalium-kalium tidak disintesis menjadi senyawa organik
oleh tumbuhan, sehingga unsur ini tetap sebagai ion didalam tumbuhan. Kalium
berperan sebagai aktifaktor dari berbagai enzim yang esensial dalam
reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam
sintesis protein dan pati kalium juga merupakan ion yang berperan dalam
mengatur potensi osmotik sel, dengan demikian akan berperan dalam pengatur
tekanan turgor sel. Dalam kaitan dengan pengaturan turgor sel ini, peranyang
penting adalah dalam proses membuka dan menutupnya stomata.
4.
Blerang sebagian besar dalam tumbuhan terdapat sebagai
penyusun asam amino sistein dan metionin senyawa lain yang mengandung blerang
adalah vitamin thiamin dan biotin. Blerang juga terkandung dalam koenzim A,
yakni suatu senyawa esensial untuk respirasi dan sintesis serta penguraian
asam-asam lemak.
5.
Magnesium merupakan unsur penyususn klorofil. Selain itu
yang menjadikam magneesium sebagaiunsur hara esensial yang penting adalah
karena magnesium bergabung dengan ATP agar ATP dapat berfungsi dalam berbagi
reaksi. Magnesium juga merupakan aktifaktor dari berbagai enzim dalam reaksi
fotosintesis, respirasi, dan pembentukan DNA dan RNA.
6.
Kalsium berperan penting sebagai pengikat antara
molekul-molekul fosfolipida atau antara fosfolipida dengan protein penyuusun
membran,hal menyebabkan membran dapat berfungsi secara normal pada semua sel.
Kalsium juga dapat memacu aktivitas beberapa enzim, sekaligus dapat menghambat
aktivitas beberapa enzim lainnya
7.
Besi merupakan unsur hara esensial karena merupakan
bagian dari enzim-enzim tertentu dan merupakan bagian dari protein yang
berfungsi sebagai pembawa elektron pada fase terang fotosintesis dan respirasi
8.
Klor berfungsi untuk menstimulasi pemecahan molekul air
pada fase terang fotosintesi. Selain itu
klor juga dilaporkan esensial untuk proses pembelahan sel.
9.
Mangan berfunggsi sebagi aktifaktor dari berbagai enzim.
Selain itu sebagaiamana juga klor, mangan juga berperan dalam menstimulasi
pemecahan molekul air pada fase terang fotosintesis. Mangan juga merupakan
komponen struktural dari sistem membran kloroplas. Boron berfungsi dalam
metabolisme tanaman, memang masih belum begitu jelas. Tetapi beberapa ahli
berpendapat bahwa boron terlibat dalam proses sintesis asam nukleat. Juga ada
dugaan bahwa boron mempunyai fungsi pada membran, tetapi secara spesifik fungsi
boron tersebut belum jelas diketahui
10.
Seng berpartisipasi dalam pembentukan klorofil dan
pencegahan kerusakan klorofil. Beberapa enzim juga hanya dapat berfungsijika
terdapat unsur yang terikat kuat pada molekul enzim tersebut.
11.
Tembaga terdapat pada berbagai enzim atau protein yang
terlibat dalam oksidasi dan reduksi. Contoh yang penting adalah pada enzim
sitokhrom oksidasi dan lastosianin.
12.
Molibdenum berfungsi sebagai bagian dari enzim nitrat
reduktase yang mereduksi ion nitrat menjadi ion nitrit
13.
Boron berfungsi dalam metabolisme tanaman, memang masih
belum begitu jelas. Tetapi beberapa ahli berpendapat bahwa boron terlibat dalam
proses sintesis asam nukleat. Juga ada dugaan bahwa boron mempunyai fungsi pada
membran, tetapi secara spesifik fungsi boron tersebut belum jelas diketahui
D.
Gejala Kekurangan Unsur Hara
jika ketersediaan unsur hara esensial
kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu
metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan
pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan
akar, batang, atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada
berbagai organ tanaman. Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan
sesuatu unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang
berrsangkutan. Pengetahuan tentang gejala kekurangan masing-masing unsur hara
dpat digunakan oleh petani dalam menentukan jenis pupuk yang harus digunakan
dan merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan pemupikan agar tanaman
dapat tumbuh normal kembali (Wiley, 1984).
Menurut Campbell, (2016). Walaupun
kekuranga unsur hara dapat menyebabkan gangguan fungsi dan pertumbuhan akar,
gejala yang umum dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk
tanaman, karena gejala pada taju ini lebih mudah diamati dan memberikan manfaat
praktis bagi petani.Gegala kekurangan unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak
selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat
keseriusan masalah dan fase pertumbuhan tanaman. Disamping itu tanaman dapat
mengalami kekurangan 2 unsur hara atau lebih. Pada saat dia bersamaan, sehingga
gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks. Pada dasarnya
gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yaitu
1.
Fungsi dari unsur hara tersebut
2.
Kemudahan bagi unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan
dari daun tua kedaun muda, kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan
tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur
tersebutdidalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk kedalam
pembuluh floem.
Beberapa unsur
dengan mudah dapat ditranslokaikan dari daun tua kedaun muda dan organ
penampung seperti organ reproduktif atau umbi. Unsur-unsur tersebut adalah
nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, klor dan blerang sedangkan sekelompok
unsur lainnya lebih sulituntuk ditranslokasikan, misalnya boron, besi, dan
kalsium. Mobilitas unsur-unsur seng, mangan, tembaga, dan molibdenum tergolong
sedang.Untuk unsur-unsur yang mudah untuk ditranslokasikan gejala kekurangannya
pertama akan terlihat pada daun-daun tua dan sebaliknya untuk unsur-unsur yang
sulit dutransloksikan, gejala kekurangan mula-mula tampak pada daun-daun muda.
Gejala-gejala
defisiensi mineral tidak hanya bergantung pada peran nutrien namun juga pada
mobilitasnya di dalam tumbuhan. Jika suatu nutrient bergerak bebas,
gejala-gejala akan timbul terlebih dahulu pada organ-organ yang lebih tua
karena jaringan-jaringan yang lebih muda dan sedang tumbuh memiliki daya
menarik nutrient yang lebih besar namun jumlahnya terbatas. Defisiensi mineral
yang relatif tidak bergerak mempengaruhi bagian-bagian tumbuhan muda terlebih
dahulu. Jaringan-jaringan yang lebih tua bisa memiliki mineral dalam jumlah
cukup yang dipertahankan selama periode kekurangan suplai. Misalnya, besi tidak
bergerak bebas didalam tumbuhan, dan defisiensi besi mengakibatkan penguningan
daun muda sebelum efek apapun terlihat pada daun yang lebih tua. Kebutuhan
mineral suatu tumbuhan juga dapat berubah menurut tahun dan umur tumbuhan.
Semaian muda, misalnya, jarang menunjukkan gejala defisiensi mineral karena
sebagian besar kebutuhan mineralnya sebagian besar dipenuhi oleh
mineral-mineral yang dilepaskan dari cadangan yang tersimpan didalam biji itu
sendiri (Campbell, 2016).
BAB III
METODOLIGI PRATIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Tumbuhan tentang Unsur Hara Untuk Pertumbuhan dilaksanakanpadajum”at 5Mei 2017, Pukul
13.00-15.00
WIB. Dilaksanakan di Laboratoriumbiologi FakultasTarbiyahdanKeguruanUniversitas
Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
B.
Alat Dan Bahan
1.
Alat
Adapunalat-alat yang
digunakandalampraktikumfisiologi
TumbuhantentangUnsur Hara Untuk Pertumbuhanadalahbotol air mineral (600 ml),
rockwool, cutter, flannel, plaster/lakban berwarna, dan plastik
2.
Bahan
Adapunbahan-bahan yang digunakandalampraktikumfisiologi TumbuhantentangUnsur Hara Untuk Pertumbuhanadalahkecambah kacang hijau, unsur
hara makro dan unsur hara mikro
C.
Cara Kerja
Adapuncarakerja yang digunakandalampraktikumfisiologi TumbuhantentangUnsur Hara Untuk Pertumbuhanadalah
1. Siapkan masing-masing unsur hara mikro dan makro yang diperlukan
2. Botol air mineral dibelah menjadi 2 bagian, lalu bagian bawah dilapisi dengan plastik putih
3. Rockwool dipotong sesuai dengan tutup botol, letakkan rockwool dan kain
flanel yang telah dipotong panjang pada mulut botol (botol bagian atas) dengan
posisi terbalik
4. Isi bagian bawah diisi dengan nutrisi dengan perlakuan
a. Tanpa unsur hara
b. Unsur hara mikro 300 ppm
c. Unsur hara makro 300 ppm
d. Unsur hara mikro dan makro 300 ppm
5. Kecambah kacang hijau diletakkan diatas rockwool dan amati pertumbuhan dan
perkembangannya setiap hari selama 2 minggu. Catat gejala – gejala yang timbul akibat
defisiensi unsur hara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 1. Pengukuran tinggi, jumlah daun dan deskripsi
gejala defisiensi pada perlakuan tanpa unsur Hara/unsur hara mikro 300 ppm,
unsur hara makro 300 ppm/ unsur hara mikro dan makro 300 ppm.
Hari ke-
|
Jumlah Daun
|
Tinggi Daun
|
Deskripsi
Gejala Defisiensi
|
||||||||
|
Tanpa unsur hara
(K)
|
Unsur hara mikro 300 ppm
(A)
|
Unsur hara makro 300 ppm
(B)
|
Unsur hara mikro dan makro 300 ppm
(AB)
|
∑
|
Tanpa unsur
hara
(K)
|
Unsur hara
mikro 300 ppm
(A)
|
Unsur hara
makro 300 ppm
(B)
|
Unsur hara
mikro dan makro 300 ppm
(AB)
|
∑
|
|
1.
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Pada hari ke- 15 \daun
tumbuhan pada B menguning sedangkan pada AB daunnya hijau
|
3.
|
-
|
2
|
-
|
-
|
|
-
|
5
|
1
|
1.5
|
|
|
5.
|
-
|
-
|
2
|
2
|
|
-
|
-
|
3
|
3
|
|
|
7.
|
-
|
-
|
2
|
2
|
|
-
|
-
|
7
|
5
|
|
|
9.
|
-
|
-
|
5
|
5
|
|
-
|
-
|
10
|
7
|
|
|
11.
|
-
|
-
|
5
|
5
|
|
-
|
-
|
15
|
8
|
|
|
13.
|
-
|
-
|
8
|
8
|
|
-
|
-
|
18
|
10
|
|
|
15
|
-
|
-
|
8
|
8
|
|
-
|
-
|
20
|
13
|
|
B.
Pembahasan
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran, bentuk, panjang, massa,
berat dan volume akibat pembelahan mitosis yang bersifat ireversibel yakni
tidak dapat kembali kebentuk semula (Campbell, 2016).
Berdasarkan hasil tabel dan praktikum yang telah dilaksanakan mengenai
peranan unsur hara bagi pertumbuhan tumbuhan, sangat berpengaruh. Dimana,
sampel yang dugunakan praktikan adalah kacang hijau/kecambah. Terlihat pada
tabel diatas pertumbuhan kecambah dari
hari ke-1 sampai ke-15 mengalami pertumbuhan baik dari jumlah daun maupun tinggi
tanaman.
Disini unsur hara yang digunakan adalah unsur hara
mikronutrient dan makronutrient. Dengan menggunakan 4 perlakuan pada 4 botol
aqua, dimana botol 1 tidak dicampurkan
dengan unsur hara yang digunakan sebagai kontrol, botol 2 dicampurkan dengan unsur hara mikronutrient
(A) dengan sebanyak 300 ppm, botol 3 dicampurkan dengan unsur hara
makronutrient (B) sebanyak 300 ppm dan botol 4 dicampurkan dengan unsur hara
mikronutrient dan makronutrient (AB) masing-masing 300 ppm.
Pengamatan hari ke-1 belum terjadi
pertumbuhan, yakni masih belum terlihat munculnya daun dan tinggi tanaman pada
botol kontrol, A, B, dan AB.
Pengamatan hari ke-3 terjadi pertumbuhan yakni terdapat 2 jumlah daun pada
unsur A, sedangkan pada unsur B dan AB belum mengalami pertumbuhan daun, akan
tetapi tumbuhan memiliki tinggi batang pada unsur A dengan panjang 5 cm, pada
unsur B 1 cm, dan unsur AB 1.5 cm.
Pengamatan hari ke-5 sampai 15 hari, tumbuhan kecambah pada unsur hara A
mati sehingga tidak terjadi penambahan jumlah daun maupun tinggi batang
sedangkan pada unsur B dan AB jumlah daun sama-sama memiliki 2 daun. Sedangkan
tinggi tanaman juga sama-sama 3 cm.
Pengamatan hari ke-7 jumlah daun pada unsur hara B dan AB jumlah daun belum
mengalami penambahan yakni masih memiliki 2 daun, sedangkan tinggi tanaman pada
unsur B dan AB mengalami pertambahan tinggi yakni 7 cm pada unsur B dan 5 cm
pada unsur AB.
Pengamatan hari ke-9 jumlah daun pada unsur B adan AB sama-sama mengalami
penambahan daun yakni sama-sama memiliki 5 daun sedangkan tinggi tanaman pada
unsur B dan AB sama-sama mengalami pertambahan tinggi. 10 cm pada unsur B dan 7
cm pada unsur AB.
Pengamatan hari ke-11 jumlah daun pada unsur hara B dan AB belum mengalami
penambahan jumlah daun yakni masih memiliki masing-masing 5 jumlah daun akan
tetapi tinggi tanaman mengalami pertambahan yakni 15 cm pada unsur B dan 8 cm
pada unsur AB.
Pengamatan hari ke-13 jumlah daun pada unsur B dan AB sama-sama mengalami
pertambahan yakni dari 5daun menjadi 8 daun sedangkan pada tinggi tanaman terus
mengalami pertambahan yakni 18 cm pada unsur B dan 10 cm pada unsur AB.
Pengamatan hari ke-15 jumlah daun pada unsur B dan AB tidak mengalami
penambahan yakni masih berjumlah masing-masing 8 helai daun akan tetapi tinggi
tanaman terus mengalami penambahan hingga mencapai 20 cm pada unsur B dan 13 cm
pada unsur AB.
Gejala defisiensi pada hasil tabel dan pengamatan dapat dilihat bahwa pada
hari ke 15 tumbuhan kecambah mengalami klorosis pada unsur B hal ini disebabkan
karena unsur B kekurangan unsur makronutrient. Seperti yang dikatakan oleh
Ruhnayat, (2007). Secara visual tanaman yang tidak diberi atau yang kekurangan
hara N warna daunnya kekuningan, diduga pembentukan klorofil terganggu akibat
proses asimilasi yang tidak lancar. sedangkan pada AB pertumbuhan daun, hijau
dan bagus. Pertumbuhan kecambah pada unsur B mengalami laju pertumbuhan yang
tinggi dengan hasil akhir tinggi, tanaman lebih tinggi dibandingkan unsur AB
yakni, tinggi batang unsur B mencapai 20 cm sedangkan pada unsur AB tinggi
batang 13 cm. Walaupun pertumbuhan pada unsur B lebih cepat dibandingkan unsur
AB, tetapi pertumbuhan dan warna daun unsur B tidak sebagus dan sehijau pada
unsur AB. Hal ini di akibatkan karena unsur B (makronutrient)kekurangan unsur A
(mikronutrient) sehingga gejala yang ditimbuulkan pada daun ialah terjadinya
klorosis pada daun dengan kata lain menguningnya pada daun.
Hal ini sama seperti yang
dikatakan Campbell, (2006). jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah
yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara
visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya.
Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau
daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ
tanaman. Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan sesuatu unsur hara
dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang berrsangkutan.
Pengetahuan tentang gejala kekurangan masing-masing unsur hara dpat digunakan oleh
petani dalam menentukan jenis pupuk yang harus digunakan dan merupakan
peringatan bagi petani untuk segera melakukan pemupikan agar tanaman dapat
tumbuh normal kembali
Menurut Campbell, (2016). Walaupun
kekuranga unsur hara dapat menyebabkan gangguan fungsi dan pertumbuhan akar,
gejala yang umum dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk
tanaman, karena gejala pada taju ini lebih mudah diamati dan memberikan manfaat
praktis bagi petani. Gegala kekurangan unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak
selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat
keseriusan masalah dan fase pertumbuhan tanaman. Disamping itu tanaman dapat
mengalami kekurangan 2 unsur hara atau lebih. Pada saat dia bersamaan, sehingga
gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks. Pada dasarnya
gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yaitu Fungsi dari
unsur hara tersebut dan Kemudahan bagi unsur hara tersebut untuk
ditranslokasikan dari daun tua kedaun muda, kemudahan suatu unsur hara untuk
ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari
unsur tersebutdidalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk
kedalam pembuluh floem.
Sedangkan yang menyebabkan kecambah
pada unsur A mati dan daun mengering
pada hari ke-5 adalah karena unsur A kekurangan unsur makronutrient
dimana seperti yang kita ketahui bahwa unsur makronutrient dibutuhkan tumbuhan
dengan jumlah yang lebih besar.
Hal ini sama seperti yang dikatakan
oleh Campbell, (2016). Zat – zat anorganik di dalam tumbuhan mengandung lebih
dari 50 unsur kimia. Dalam mempelajari komposisi kimiawi tumbuhan, kita harus
membedakan unsur esensial dari unsur yang hanya ada begitu saja didalam
tumbuhan. Unsur kimiawi dianggap unsur esensial hanya jika dibutuhkan oleh
tumbuhan untuk menyelesaikan siklus hidupnya dan menghasilkan generasi yang
lalu. Untuk mennentukan unsur – unsur kimiawi mana yang esensial para peneliti
menggunakan kultur hidroponik yang menumbuhkan tanaman didalam larutan mineral
bukan di dalam tanah. penelitian– penelitian semacam itu telah membantu
mengidentifikasi 17 unsur esensial yang
dibutuhkan oleh semua tumbuhan kultur hidroponik juga digunakan dalam sekala
kecil untuk menumbuhkan beberapa tanaman rumah kaca. Sembilan unsur esensial
disebut makronutrient karena tumbuhan memerlukan unsur–unsur tersebut dalam
jumlah besa
Kekurangan N
menyebabkanpertumbuhantanamantertekandandaun-daunmenjadikering,
gejalaklorosismula-mulatimbulpadadaun yang tuasedangkandaun-daunmudatetapberwarnahijau.Apabilaakartidakdapatmengambilcukupunsur
N untukpertumbuhannyamakasenyawa N di dalamdaun-daun yang tuamenjalani proses
autolisis, protein dirubahmenjadibentuk yang
larutdanditranslokasikebagian-bagian yang
mudadimanajaringanmeristemnyamasihaktif. Padakeadaankandungan N yang
rendahsekali, daunakanmenjadicoklatdanmati (Lakitan,2012).
Sebagianbesarunsur yang
dibutuhkanolehtumbuhandiserapdarilarutantanahmelaluiakarkecualikarbondanoksigen
yang diserapdariudaraolehdaun.Penyerapanunsurharasecaraumumlebihlambatdibandingkandenganpenyerapan
air olehakartanaman.System
perakarantanamanlebihdikendalikanolehsifatgenetisdaritanaman. Factor yang
mempengaruhipolapenyebaranakaraantaralainadalahpenghalangmekanis, suhutanah,
aerasi, ketersediaan air danketersediaanunsurhara (Lakitan, 2012).
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah
dilaksanakan dapat diketahui respon tanaman terhadap defisiasi unsur hara mikro
dan hara makro. Dimana dapat dilihat gejala yang ditimbulkan pada tanaman
kecambah pada unsur B memiliki warna daun yang kuning hal ini
berarti unsur B (makronutrient) kekurangan unsur A (mikronutrient) sehingga
daun yang dihasilkan tidak berwarna hijau melainkan berwarna kuning.
B.
Saran
Dalam melaksanakan praktikum unsur hara
pada tumbuhan kecambah ini, hendaknya praktikan lebih teliti dalam memberikan
masing-masing konsentrasi unsur hara A, B, maupun AB pada tanaman. Dan harus
selalu disiplin dalam mengamati pertumbuhan kecambah dari hari kehari hingga
hari ke-15. Agar data yang diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, 2016. Biologi edisi kedelapan jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Lakitan, Benyamin. (2012). Dasar-dasar
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Ruhnayat, A. (2007). Penentuan Kebutuhan
Pokok Unsur Hara N, P, Kuntuk Pertumbuhan Tanaman Panili (Vanilla
planifolia Andrews). Bul Littro, XVIII(1): 49-59.
Salisbury. (1995). Fisiologi Tumbuhan jilid
2. Bandung: ITB.
Wiley. 1984. Fisiologi Tanaman budidaya
tropik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press